Film Buya Hamka

Background karakter Buya Hamka adalah seorang ulama dan sebagain besar orang mungkin mengenalnya sebagai ketua MUI pertama di Indonesia dan juga seorang penulis novel. Beberapa karyanya yang terkenal itu Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van der Wicjk. Kedua novel ini sama-sama pernah diadaptasi menjadi film Buya Hamka. Mungkin banyak yang tidak mengetahui bahwa Hamka itu bukan nama asli belia, namun Hamka itu adalah akronim dari tiap huruf depan di nama panjang yang sebenarnya yakni Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah.

Mengenai Film Buya Hamka

Info-info yang diatas akan sering kamu temui dalam film ini, naskah buatan Alim studio dan Kasranda Masardi ini memang sanga infomatif. Serta memberikan beberapa pemahaman buat para penonton yang sama sekali awam tentang karakter Buya Hamka. Untuk alur ceritanya sendiri lebih menyoroti hubungan antara Hamka yang diperanin Vino G Bastian bersama istrinya Siti Raham yang diperani Laudya Chyntia Bella.

Baca Juga : Sinopsis Drama Korea My Man Is Cupid

Film ini tetap menyoroti karir Buya Hamka baik itu sebagai novel list, ulama yang memiliki pengaruh dan perkembangan Muhammadiyah hingga keterlibatannya pada era perjuangan kemerdekaan termasuk ketika ia dituduh menjadi antek Jepang. Semua ini ada dalam film ini, namun yang lebih banyak muncul lebih banyak interaksi Hamka dengan Siti Raham dan tentu memang itu fokus yang dituju.

Untuk Film lanjutannya nanti mungkin lebih kearah perjuangan, pasca kemerdekaan serta agresi militer Belanda. Serta kemudian Hamka semakin tua jadi ketua MUI dan karir politiknya serta kemudian sempat ditahan dan itulah fokus dari Volume kedua film ini. Dan untuk Volume ketiga sendiri merupakan freequel dari Hamka kecil hingga dewasa.

Volume 1

Volume 1 ini lebih personal, tontonan dengan skala yang lebih kecil dibanding dua volume lainnya karena disini kita lebih banyak diajak keruang kerja Buya Hamka dirumahnya. Hal ini seperti membawa penonton menelusuri seperti apa sebenarnya sosok Hamka ini, pola pikirnya bagaimana, dinamika ia dan istrinya bagaimana serta segala macam tentang kehidupannya.

Namun pada film ini kelemahannya adalah konflik dinamika, seperti merasa terbeban pada script untuk merangkum semua perjalanan hidup buya Hamka, memang ini tipe-tipe kekurangan yang ada di film Biografi Buya Hamka. Jadi seperti di beberapa titik untuk peristiwa-peristiwa penting hanya diperlihatkan sekilas saja dan kurang diperdalam.

Baca Juga : Review Drama Korea Reply 1988 Drakor Paling Terbaik

Seperti saat Hamka menjalin hubungan dengan tentara Jepang yang membuat dia dicap sebagai pengkhianat yang tujuan sebenarnya adalah, ingin melancarkan umat Islam agar bisa beribadah dengan bebas dan tidak lagi harus mengikuti tradisi dan kepercayaan Jepang. Namun untuk proses detailnya pada film Volume 1 ini tidak diperlihatkan dan mungkin hal ini yang paling menarik.

Karakteristik Buya Hamka

Namun ada beberapa kelebihan yang mampu menutupi kekurangan yang ada yaitu mengenai karakterisasi Buya Hamka. Bagi penonton film ini yang mungkin bukan seoarang religius pasti akan kagum pada sosok Hamka. Padahal Buya Hamka Ulama, seorang kiyai, ketua MUI pertama dan banyak penonton yang dibuat kagum dengan karakternya karena dalam film ini Buya Hamka digambarakan sebagai orang yang berprinsip yang teguh dan memiliki pemikiran terbuka.

Memegang teguh prinsip dan ajaran agama bukan berarti harus tidak berfikiran terbuka, dan itu yang ditekankan didalam scriptnya. Contohnya bagaimana Hamka tidak suka dengan kecenderungan beberapa orang Islam yang mengharamkan segala hal. Dan salah satu kuotes yang sangat lekat disini adalah “Tidak usah mengharamkan apa yang seharusnya tidak haram”.

By admin